Pertemuan Tidak Terduga
(Aulia Rahmi)
Sore itu hujan demikian
lebat. “hhuuhh, dingin banget sih. Kalo
aku sekarang lagi di rumah, aku lagi duduk di depan tv sambil minum coklat
anget buatan mba.” bayangku yang sangat jauh berbeda dengan kondisi sekarang
yang sedang aku alami, berdiri di sebuah
halte, kedinginan dengan tangan kulipat di dada sambil memperhatikan jalan.
Sebenernya salahku juga sih gak
dengerin kata mama yang menyuruhku gak usah ikut les dulu hari ini.
“Gak usah les dulu deh kamu hari
ini, kayanya bakal ujan gede. Lagian kamu juga lagi gak enak badan gitu.”
Seketika kata-kata mama tadi teringat kembali.
“Gak apa-apa, Ma. Nanti Aku
pulangnya bareng sama Reza kok, apa gak minta jemput sama Aryo.” Balasku.
Dan ternyata? Reza teman
sekelasku di sekolah dan les yang
rumahnya satu arah tidak masuk. Harapan terakhir minta jemput sama Aryo. Pacarku
yang beda sekolah denganku. Ternyata dia masih ada rapat OSIS yang gak bisa
ditingalinnya karena dia sebagai ketua OSIS dan sekolahnya yang sebentar lagi
mau ngadain suatu acara. Aku sebagai pacar yang pengertian jadi aku harus bisa
memahami kesibukannya. Yah, dan sore ini, di halte ini, aku meringkuk
sendirian.
“ Ehh, Alya?” sebuah suara
mengagetkanku. Seketika aku menengok ke orang yang memanggil namaku tadi. Dan
wow, Tuhan memang Maha Adil.
Di depanku sudah berdiri Kevin,
kakak kelasku di sekolah. Rambut dan bajunya basah karena air hujan. Heran,
dalam keadaan begini, Kevin tambah keren saja. Aku kaget sampai tidak tahu
mesti bilang apa. Karena Kevin adalah kakak kelas yang aku taksir sejak aku
masih di kelas satu. Aku cukup dekat dengan dia karena aku satu ekskul
dengannya. Cowok ini memang punya segalanya yang membuat cewe tergila-gila sama
dia. Udah ganteng, pintar, ramah, baik hati, dan dia juga jadi kapten voli di
sekolah. Tragisnya, cinta pertama ini
terpaksa harus kandas di tengah jalan karena Kevin sudah punya pacar yaitu Fina,
cewe satu angkatan dengannya yang juga kakak kelasku di sekolah. Fina merupakan
cewe yang punya segalanya. Cantik, pinter, ramah, tajir tapi dia gak sombong.
Bisa dibilang dia cewe yang sempurna dan cocok sama kevin. Dan aku mesti
menelan kekecewaan, menyimpan rapat dalam hati, menyembunyikannya bahkan kalau
mungkin menghilangkan sama sekali dari anganku.
“Al, dari mana?” tanya Kevin
kalem.
“Dari les tadi kak. Kakak sendiri
dari mana?” Jawabku.
Aku mencoba menenangkan diri.
Walaupun sudah aku kubur rasa suka ini tapi tetap saja masih deg-degkan kalo
bertemu dengan Kevin.
“Baru balik dari sekolah. Abis ngumpul
sama anak- anak dulu tadi.”
“Owwhh.. Padahal udah mau ujian
tapi masih bisa ngumpul-ngumpul gitu ya kak? Dikirain udah sibuk belajar buat
ujian. Hehehehe.. “ mencoba mencairkan suasana.
“ Belajar ya tetep belajar, main
ya tetep main. Kalo belajar terus gak ada mainnya bisa setres juga lama-lama.”
“Iya bener banget tuh, asal bisa
bagi waktunya aja.”
“Yapss bener banget.”
“Tumben kak naik angkot gak bawa
motor?”
“Motornya ngambek dipake terus
jadi dia minta diservis deh. Ohh iya waktu itu lu lagi nyari novel Ulysses
Moore yang terbarukan? ” sambil mencari sesuatu di dalam tasnya.
“Iya nih, udah berapa toko buku
aku cari stoknya abis terus.” Jawabku sambil memperhatikan Kevin yang masih
cibuk mencari sesuatu di tasnya.
“Nah ini dia.” Mengeluarkan sebuah
buku dari dalam tasnya dan memberikannya kepadaku.“Nih gue punya novelnya.”
Aku ambil novel itu darinya. “Wahh..
kak udah punya? Aku boleh pinjem nih novelnya kak?” tanyaku dengan semangat.
“Iya.. lagian gue juga udah selesai bacanya
kok.” Katanya dengan senyum manisnya yang gak ada obatnya.
Deg-degan di hati ini tidak malah
sirna, malahan semakin kencang. Seperti juga hujan di depanku, tiba-tiba aku
ingin hujan ini tidak reda supaya hari ini aku lebih lama bersama Kevin. Ya setidaknya
hari ini.
“Duh, hujannya miring ke sini Al,
kita pindah yuk,” ajak Kevin sambil memegang pundakku.
Aku kaget tidak karuan. Lalu kami
bergeser hingga di sudut halte. Saat itu rasanya hujan sedemikian berwarna.
Pesona Kevin tidak pernah sirna
walaupun dia sudah punya pacar. Dan, aku yakin kok, kalau tidak cuman aku saja
yang mimpi, tapi banyak cewek di sekolah yang naksir dengan Kevin.
Dan, hari ini aku ada di sampingnya.
Di saat hujan lagi. Berdampingan dengannya. Tentu tidak semua cewek seberuntung
aku, selain pacarnya tentunya.
Hujan turun cukup lama. Kami mengebrol
berbagai macam pembicaraan dari mulai sekolah, ekskul, film dan yang lainnya
hingga akhirnya hujan reda.
“Hujannya mulai reda Al, kita
balik yuk!” kata Kevin tiba-tiba.
Aku gelagapan. Sungguh, kalau
boleh aku meminta pada-Mu Tuhan, biarlah hujan hari ini terus turun sampai
nanti malam. Bahkan sampai besok atau sampai satu tahun lagi. Hihihihi.... aku
ketawa dalam hati. Konyol sekali.
Kevin kembali mengajakku. Dan aku
berjalan dengannya hingga kami harus berpisah karena Kevin berbeda jurusan
angkot denganku.
“Sampai ketemu di sekolah ya Al.”
Katanya lembut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar